Laman

Jumat, 11 September 2020

MAKALAH KONFLIK ANTAR SUKU (tugas presentasi)

 

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah tentang Konflik Antar Suku di Indonesia ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya.

Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai konflik antar suku yang sering terjadi di indonesia yang merupakan akibat dari prasangka, diskriminasi dan etnosentrisme. Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saya berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah saya buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun. sedikit pesan bagi pembaca agar sebisanya ijin dulu sebelum mengcopy makalah ini.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya sendiri maupun orang yang membacanya. Saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan saya mohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

 

 

 

                                                                                                  Sengkang, 07 Oktober 2017

 

                                                                                                

                                                                                                                 Penyusun

 

 

 

 

DAFTAR ISI

 

KATA PENGANTAR                                                                                                       i

DAFTAR ISI                                                                                                                    ii

BAB I PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang                                                                                                                1

B.     Rumusan Masalah                                                                                                           3

C.     Tujuan Pembuatan                                                                                                           3

BAB II PEMBAHASAN

A.     Landasan Teori                                                                                                               4

B.     Faktor Penyebab Terjadinya Konflik Antar Suku                                                          5

C.     Solusi Penyelesaian Konflik Antar Suku                                                                       7

BAB III PENUTUP

A.     Kesimpulan                                                                                                                   11

B.     Kritik dan Saran                                                                                                            11

DAFTAR PUSTAKA                                                                                                    13

 

 

 

 

 

BAB I

PENDAHULUAN

 

A.    Latar Belakang

Sebagai negara kepulauan terbesar Indonesia memiliki banyak RAS, suku dan budaya beragam. Menurut badan riset, data suku-suku yang ada di Indonesia mencapai kurang lebihnya lebih dari 300 kelompok suku atau etnik. Namun dikarenakan banyaknya suku yang berbeda dengan budaya yang berbeda pula, seringkali terjadi konflik yang melibatkan konflik anatar suku yang menjadi suatu perstiwa yang tidak bisa dihindarkan lagi.

Konflik merupakan hal atau masalah yang lazim atau biasa terjadi di lingkungan masyarakat. Dimana lagi-lagi perbedaan menjadi latar belakang yang mendasar dalam setiap konflik perang antar suku di Indonesia. Peperangan antar suku akhir-akhir ini menjadi bahan pekerjaan pemerintah untuk menetralisir kekisruhan yang sering terjadi khususnya peperangan antar suku. Konflik tersebut terjadi karena saking beragam nya suku-suku di Indonesia dan berawal dari banyaknya suku-suku yang ada tersebut konflik-konflik pembeda atau masalah budaya yang berbeda dan variatif mulai bermunculan.

Salah satu contoh dari konflik yang sempat menarik perhatian adalah perang suku antara suku Dayak dan Madura. Peperangan antara Suku Dayak dan Madura menimbulkan sebuah pergeseran moral tentang bagaimana seharusnya saling menghargai perbedaan. Nyawa bukan lagi menjadi hal yang mahal saat itu. Pemenggalan terhadap kepala manusia saat itu seolah menjadi bukti bahwa kebencian telah benar-benar mengerikan. Penyebab terjadinya perang kedua suku ini yaitu karena perbedaan budaya antara Suku Dayak dan Suku Madura, perilaku yang tidak menyenangkan, pinjam meminjam tanah dan ikrar perdamaian yang dilanggar. Kejadian ini memang telah lama berlalu. Tapi konflik tersebut bagaimanapun akan tetap meninggalkan kesan mengerikan yang mendalam bagi masyarakat kedua suku tersebut.

Setiap suku tentu memiliki budaya, adat-istiadat dan kebiasaan tertentu yang beragam. Keanekaragaman tersebut tentu memabawa dampak dan kosekuensi sosial yang beragam pula. Jika hal ini tidak dapat disikapi dengan baik maka perbedaan tersebut justru akan terus manjadi faktor utama penyebab terjadi perang antar suku.Setiap suku akan menginterpretasikan budaya yang mereka miliki dalam lingkungannya sehingga terciptalah stereotip yang dapat mengakibatkan lestarinya perbedaan. Penonjolan strereotip suatu suku amat berbahaya. Namun faktanya, stereotip dan stigma buruk itu tetap hidup. Bahkan, tanpa disadari kian meluas. Bahaya karena hal ini dapat menimbulkan pepecahan perang antar suku pun menjadi hal yang tak bisa dihindarkan.

Stereotip orang Madura dalam pengetahuan orang Indonesia kadang identik dengan watak yang kasar dank keras. Sering menyelesaikan masalah dengan carok, mengakhiri sengketa dengan cara duel maut yang berunjung kematian. Penyebabnya adalah dendam atau pembalasan pihak keluarga dan kerabat yang terluka hingga tewas. Walaupun stereotip itu keliru dan berbahaya, hal tersebut seakan melekat dalam benak keindonesiaan kita. Itulah yang sering memicu terjadinya kerusuhan etnis atau suku di Indonesia bahkan berkembang menjadi perang antar suku.

Konflik sering terjadi di kalangan masyarakat karena manusia makhluk sosial dan memiliki beragam pemikiran dan cara masing-masing untuk bersosialisasi. Konflik tersebut biasanya terjadi karena hal sepele seperti prasangka negatif tapi berhubung menyangkut RAS atau budaya maka rasa simpati antar sesama budaya yang membuat peperangan tersebut menjadi bukan hal yang sepele lagi bahkan hingga terjadinya perang antar suku. Oleh karena itu saya memuat makalah dengan mengangkat judul Konflik Antar Suku di Indonesia yang merupakan wujud dari prasangka, diskriminasi dan etnosentrisme.

 

B.     Rumusan Makalah

1.      Apa yang dimaksud dengan Konflik, Suku dan Konflik antara Suku

2.      Apa faktor prnyebab terjadinya konflik antar suku?

3.      Bagaimana Solusi Penyelesaian konflik antar etnis?

 

C.    Tujuan Pembuatan

1.      Dengan membaca makalah ini, maka pembaca diharapkan mampu mengerti apa yang dimaksud dengan konflik antar suku.

2.      Dengan membaca makalah ini, diharapkan pembaca dapat memahami faktor penyebab terjadinya konflik antar suku.

3.      Dengan membaca makalah ini, diharapkan para pembaca sekalian dapat memahami solusi penyelesaian konflik antar suku.

 

 

 


BAB II

PEMBAHASAN

 

A.    Landasan Teori

1.      Pengertian Konflik

Secara umum pengertian Konflik adalah suatu masalah sosial yang timbul karena adanya perbedaan pandangan yang terjadi di dalam masyarakat maupun negara.

Pengertian Konflik menurut Robbins, Konflik adalah suatu proses yang dimulai bila satu pihak merasakan bahwa pihak lain telah memengaruhi secara negatif atau akan segera memengaruhi secara negatif pihak lain.

Menurut Alabaness, Pengertian Konflik adalah kondisi yang dipersepsikan ada di antara pihak-pihak atau lebih merasakan adanya ketidaksesuaian antara tujuan dan peluang untuk mencampuri usaha pencapaian tujuan pihak lain.

Dari kedua pengertian konflik yang disampaikan pakar di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa Konflik adalah proses yang dinamis dan keberadaannya lebih banyak menyangkut persepsi dari orang atau pihak yang mengalami dan merasakannya. Dengan demikian jika suatu keadaan tidak dirasakan sebagai konflik, maka pada dasarnya konflik tersebut tidak ada dan begitu juga sebaliknya.

2.      Pengertian Suku

Menurut Ensiklopedi Indonesia Etnis berarti kelompok sosial dalam sistem sosial atau kebudayaan yang mempunyai arti atau kedudukan tertentu karena keturunan, adat, agama, bahasa, dan sebagainya. Anggota-anggota suatu kelompok etnik memiliki kesamaan dalam hal sejarah (keturunan), bahasa (baik yang digunakan ataupun tidak), sistem nilai, serta adat-istiadat dan tradisi.

3.      Pengertian Konflik Antar Suku di Indonesia

masalah sosial yang timbul karena adanya perbedaan pandangan yang terjadi di dalam masyarakat maupun negara yang dilakukan oleh antar berarti kelompok sosial dalam sistem sosial atau kebudayaan yang terjadi di Indonesia

 

B.     Faktor Penyebab Terjadinya Konflik Antar Suku

Suatu konflik khususnya yang terjadi antar suku umumnya didasari oleh tiga hal yaitu prasangka, diskriminasi, dan etnosentrisme. Tiga hal ini menjadi faktor utama yang melatar belakangi terjadinya koflik antar suku yang berujung kepada perang antar suku. Prasangka yang buruk terhadap suku lain menjadi sangat umum di indonesia hal tersebut dilatarbelakangi sikap etnosentrisme suatu suku. Sikap ini menimbulkan prasangka terhadap suku lain sehingga terjadinya diskriminasi sosial. asalnyaman.blogspot.com. Diskriminasi sosial yang berkelanjutan inilah yang dapat menimbulkan konflik  yang berujung kepada perang antar suku.Selain disebabkan oleh ketiga hal itu beberapa ahli juga memaparkan faktor-faktor lain yang menjadi penyebab terjadinya konflik antar suku.

Faturochman menyebutkan setidaknya ada enam hal yang biasa melatarbelakangi terjadinya konflik etnis terjadi disebuah tempat. Enam hal tersebut antara lain yakni:

1)      Kepentingan yang sama diantara beberapa pihak

2)      Perebutan sumber daya

3)      Sumber daya yang terbatas

4)      Kategori atau identitas yang berbeda

5)      Prasangka atau diskriminasi

6)      Ketidakjelasan aturan (ketidakadilan).

Konflik antar etnis yang terjadi dapat dikatakan karena kepentingan beberapa oknum atau pihak yang memang bertujuan untuk mengambil untung dari konflik tersebut. Etnis etnis yang saling berkonflik sangat mudah di adu domba karena memang sumber daya manusia yang terbatas. Dalam arti pendidikannya kurang dan tingkat ekonomi yang rendah. Seharusnya dari masing masing kepala daerah yang ada di wilayah konflik tersebut harus tegas membuat atau merealisikan kebijkan ketika terjadi sebuah konflik antar etnis.

Dalam konteks Indonesia sendiri, kita kerap kali mendengar terjadinya konflik antar etnis. Sebenarnya akar dari konflik ini adalah keterbelakangan dari masyarakat di wilayah konflik tersebut. Sementara itu, Sukamdi menyebutkan bahwa konflik antar etnik di Indonesia terdiri dari tiga sebab utama,yaitu:

1)      Konflik muncul karena ada benturan budaya

2)      Karena masalah ekonomi politik

3)      Karena kesenjangan ekonomi sehingga timbul kesenjangan sosial.

Menurutnya konflik terbuka dengan kelompok etnis lain hanyalah merupakan bentuk perlawanan terhadap struktur ekonomi-politik yang menghimpit mereka sehingga dapat terjadi konflik diantara yang satu dengan yang lainnya. Perbedaan identitas sosial, dalam hal ini etnik dan budaya khasnya, seringkali menimbulkan etnosentrisme yang kaku, dimana seseorang tidak mampu keluar dari perspektif yang dimiliki atau hanya bisa memahami sesuatu berdasarkan perspektif yang dimiliki dan tidak mampu memahami perilaku orang lain berdasarkan latar belakang budayanya.

 

Sikap etnosentrisme yang kaku ini sangat berperan dalam menciptakan konflik karena ketidakmampuan orang-orang untuk memahami perbedaan.Sebagai tambahan, pengidentifikasian kuat seseorang terhadap kelompok cenderung akan menyebabkan seseorang lebih berprasangka, yang akan menjadi konflik.

Berdasarkan tulisan dari Stefan Wolff, bahwa konflik etnis ini sebagian besar terjadi di wilayah Afrika, Asia, serta sebagian Eropa Timur. Dikatakan bahwa negara-negara Eropa Barat serta Amerika Utara tidak terpengaruh atas konflik etnis yang terjadi di dunia ini.. Asia dan Afrika adalah dua benua yang memiliki sejarah peradaban tertua di dunia. dan secara tidak sengaja, kedua benua ini memiliki berbagai macam etnis,ras, ataupun suku bangsa. Tentu saja hal ini tidak dapat ditemui di benua Amerika yang merupakan “peradaban baru” bentukan Eropa. Peradaban-peradaban ini sejak dahulu selalu terlibat perang suku. Celakanya, perang antar suku dan ras yang terjadi ini menyimpan dendam diantara semua pihak yang bertikai dan masih terbawa hingga kini.

Dengan demikian, Wolff menyimpulkan bahwa “ethnic conflicts are based on ancient hatreds between groups fighting in them and that”. Sebagian kecil konflik yang terjadi adalah akibat isu kontemporer politik ataupun agama.

 

C.    Soulusi Penyelesaian Konflik Antar Suku

Konflik antar etnis di Indonesia harus segera diselesaikan dan harus sudah ada solusi konkritnya. Dalam bukunya Wirawan dengan judul Konflik dan Menejemen Konflik, Teori, Aplikasi, dan Penelitian menjelaskan bagaimana cara menyelesaikan konflik antar etnis yang ada di sebuah Negara. Pertama, melalui Intervensi pihak ketiga. Dimana keputusan intervensi pihak ketiga nantinya final dan mengikat. Contoh adalah pengadilan. Kedua, Mediasi. Mediasi ini adalah cara penyelesaian konflik melalui pihak ketiga juga yang disebut sebagai mediator. Ketiga, Rokosialisasi. Proses penyelesaian konflik dengan transormasi sebelum konflik itu terjadi, dimana masyarakat pada saat itu hidup dengan damai.

Adapun cara lain dalam menyelesaikan konflik yang ada, yakni:

 

1)      Konflik Itu Harus di Management Menuju Rekonsiliasi

Konflik memang bukan sesuatu yang diharapkan oleh setiap orang yang hidup di dunia ini. Apa lagi konflik yang bernuansa karena perbedaan agama yang dianut dan pebedaan etnis. Konflik yang demikian itu memang suatu konflik yang sangat serius. Untuk meredam wajah bahaya dari konflik itu, maka konflik itu harus dimanagement agar ia berproses ke arah yang positif. Dr. Judo Poerwowidagdo, MA. Dosen Senior di Universitas Duta Wacana Yogyakarta menyatakan bahwa proses konflik menuju arah yang positif itu adalah sbb: Dari kondisi yang “Fight” harus diupayakan agar menuju Flight. Dari kondisi Flight diupaykan lagi agar dapat menciptakan kondisi yang Flaw. Dari Flaw inilah baru diarahkan menuju kondisi Agreement, terus ke Rekonsiliasi. Karena itu, masyarakat terutama para pemuka agama dan etnis haruslah dibekali ilmu Management Konflik setidak-tidaknya untuk tingkat dasar.

 

2)      Merubah Sistem Pemahaman Agama

Konflik yang bernuansa agama bukanlah karena agama yang dianutnya itu mengajarkan untuk konflik. Karena cara umat memahami ajaran agamanyalah yang menyebabkan mereka menjadi termotivasi untuk melakukan konflik. Keluhuran ajaran agama masing-masing hendaknya tidak di retorikakan secara berlebihan.

Retorika yang berlebihan dalam mengajarkan agama kepada umat masing-masing menyebabkan umat akan merasa dirinya lebih superior dari pemeluk agama lain. Arahkanlah pembinaan kehidupan beragma untuk menampilkan nilai-nilai universal dari ajaran agama yang dianut. Misalnya, semua agama mengajarkan umatnya untuk hidup sabar menghadapi proses kehidupan ini. Menjadi lebih tabah menghadapi berbagai AGHT (ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan) dalam menghadapi hidup ini. Rela berkorban demi kepentingan yang lebih mulia. Tidak mudah putus asa memperjuangkan sesuatu yang benar dan adil. Tidak mudah mabuk atau lupa diri kalau mencapai sukses.

Orang yang sukses seperti menjadi kaya, pintar, menjadi penguasa, cantik, cakep, memiliki suatu power, merasa diri bangsawan. Semuanya itu dapat menyebabkan orang menjadi mabuk kalau kurang waspada membawa diri. Hal-hal yang seperti itulah yang sesungguhnya lebih dipentingkan oleh masyarakat bangsa kita dewasa ini.

 

3)      Mengurangi Penampilan Berhura-Hura dalam Kehidupan Beragama.

Kegiatan beragama seperti perayaan hari raya agama, umat hendaknya mengurangi bentuk perayaan dengan penampilan yang berhura hura. Hal ini sangat mudah juga memancing konflik. Karena umat lain juga dapat terpancing untuk menunjukan existensi dirinya bahwa ia juga menganut agama yang sangat hebat dan luhur.

 

4)       Redam Nafsu Distinksi Untuk Menghindari Konflik Etnis.

Setiap manusia memiliki nafsu atau dorongan hidup dari dalam dirinya. Salah satu nafsu itu ada yang disebut nafsu Distinksi. Nafsu Distinksi ini mendorong seseorang untuk menjadi lebih dari yang lainya. Kalau nafsu ini dikelola dengan baik justru akan membawa manusia menjadi siap hidup bersaing. Tidak ada kemajuan tanpa persaingan. Namun, persaingan itu adalah persaingan yang sehat. Persaingan yang sehat itu adalah persaingan yang berdasarkan noram-norma Agama, norma Hukum dan norma-norma kemanusiaan yang lainya. Namun, sering nafsu Distinksi ini menjadi dasar untuk mendorong suatu etnis bahwa mereka adalah memiliki berbagai kelebihan dari etnis yang lainya.

Nafsu Distinksi ini sering membuat orang buta akan berbagai kekuranganya. Hal inilah banyak orang menjadi bersikap sombong dan exlusive karena merasa memiliki kelebihan etnisnya. Untuk membangun kebersamaan yang setara, bersaudara dan merdeka mengembangkkan fungsi, profesi dan posisi, maka dalam hubungan dengan sesama dalam suatu masyarakat. Dengan demikian semua pihak akan mendapatkan manfaat dari hubungan sosial tersebut. Di samping mendapatkan sahabat yang semakin erat, juga mendapatkan tambahan pengalaman positif dari sesama dalam pergaulan sosial.

Dengan melihat kelebiihan sesama maka akan semakin tumbuh rasa persahabatan yang semakin kekal. Kalau kita lihat kekurangannya maka kita akan terus merasa jauh dengan sesama dalam hubungan sosial tersebut

 

 

BAB III

PENUTUP 

A.    Simpulan

Beragamnya suku, agama, ras, dan golongan membuat Indonesia sebagai bangsa yang rawan konflik. Dari ujung timur sampai ujung barat bangsa ini sering kali terdengar jerit tangis bahkan tetesan darah menyelimuti Tanah Air. Kalau konflik etnis itu terjadi terus terusan dalam sebuah Negara, maka Negara tersebut dapat dikatakan tidak bisa menciptakan ketentraman dan keamanan dalam negerinya. Maka dari itu masalah konflik etnis perlu diselesaikan secara cepat oleh pemerintah. Karena selain Negara yang mengalami kerugian, masyarakat sekitar daerah konflik tersebut pun akan mengalami kerugian pula

Faktor faktor yang melatarbelakangi terjadinya konflik etnis seperti, kepentingan yang sama diantara beberapa pihak, perebutan sumber daya, sumber daya yang terbatas, kategori atau identitas yang berbeda, prasangka atau diskriminasi harus diselesaikan secara demokratik.

Cara-cara seperti rekonsialisasi dan mediasi harus dikedepankan. Penyelesaian konflik tanpa kekerasan inilah yang harus dilakukan, agar tidak jatuh banyak korban. Kalau masalah konflik antar etnis telah bisa diselesaikan dengan baik, Negara dan masyarakatnya akan hidup tenang, tentram, dan aman. Saling menganggap bahwa satu sama lain yang ada didalam Negara adalah saudara akan membuat

 

B.     Saran

1)      Semoga dengan adanya makalah ini masyarakat menjadi sadar akan masalah yang dihadapi. Tidak lagi menjadikan prasangka, diskriminasi dan etnosentrisme sebagai api penyulut konflik yang ada. Semoga kita menjadi lebih dewasa dalam bertindak apalagi menyangkut masalah suku ras dan agama.

 

2)       Kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan penulisan makalah di kemudian hari.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Pandu Wibowo. Konflik antar etnis penyebab dan solusi. Kompasiana. 28 Juni 2014 [dikutip 27 November 2015]. Tersedia dari :http://www.kompasiana.com/pandu_wibowo/konflik-antar-etnis-penyebab-dan-solusi_54f6d84fa33311ea608b4a5e

Febrio Valentino.Perang Sampit. Kupasiana. Mei 2013 [dikutip 27 November 2015]. Tersedia dari : http://kupasiana.psikologiup45.com/2013/05/perang-sampit_2.html

Anhar Wahyu. Perang Suku di Lampung Sebuah Dendam Lama. Personal Website News. 30 Oktober 2012 [dikutip 27 November 2015]. Tersedia dari : http://www.lintasberita.web.id/perang-suku-di-lampung-sebuah-dendam-lama/

Saatnya yang muda. Sejarah Konflik Poso. Saatnya yang Muda. 28 Januari 2009[dikutip 27 November 2015]. Tersedia dari : https://saatnyayangmuda.wordpress.com/2009/01/28/sejarah-konflik-poso/

Anne Ahira. Berbagai kasus perang antarsuku di Indonesia dan penyelesaiannya.Tak tau. Tau untuk berbagi anneahira untuk Indonesia. 28 Juni 2012 [dikutip 27 November 2015]. Tersedia dari : http://www.anneahira.com/perang-antarsuku-di-indonesia.htm

Ali. Pengertian konflik, macam-macam konflik dan faktor-faktor konflik. Kumpulan Pengertian Menurut Para Pakar. Maret 2015 [dikutip 27 November 2015]. Tersedia dari : http://www.pengertianpakar.com/2015/03/pengertian-konflik-faktor-penyebabnya.html#_

Lepank. Pengertian Etnis atau Suku. Kamus Pengertian Arti Definisi Menurut Para Ahli Terlengkap. Agustus 2012 [dikutip 27 November 2015]. Tersedia dari : http://www.lepank.com/2012/08/pengertian-etnis-atau-suku.html

Albion Bengkirai. Konflik Antar Suku di Indonesia. This WordPress.com site is the bee's knees.20 Juni 2014 [dikutip 27 November 2015]. Tersedia dari : https://albionbengkirai.wordpress.com/2014/06/20/konflik-antar-suku-di-indonesia-tugas-ibd-4/

Bagianku. Inilah pengertian dan definisi Indonesia menurut Para Ahli.Blog network. 28 Desember 2013 [dikutip 27 November 2015]. Tersedia dari : http://bagian-ku.blogspot.co.id/2013/12/inilah-pengertian-dan-definisi.html